Sunday, April 27, 2008

Dia

Semalam saya ke rumahnya. DIA menyambut kedatangan saya bagai seorang emak, wajah berseri dengan senyuman yang sungguh ikhlas. Saya sudah lama tidak bertandang, kesibukan dan halangan-halangan yang lain menyekat saya dari mengunjunginya selalu. Beberapa hari lalu, saya menghubungi. Dia nampaknya sibuk dengan tetamu tetapi dengan senang hati memanjangkan bicara dengan saya di telefon. Menasihatkan. Memberi panduan sebagaimana layaknyanya seorang ibu. DIA saya kenal dari kecil. Rutin harian saya yang bertandang sepanjang hari ke rumahnya menjadikan saya begitu rapat dan mesra dengannya. Warna-warna hidup saya semasa kecil, DIA sebahagian darinya.
Bertandang ke rumahnya, saya sering dijamu bermacam-macam jenis makanan pembuka selera. DIa tidak lupakan kegemaran saya sehingga hari ini. Membawa sepiring lauk dari dapur, sebaik saja saya melangkah masuk ke rumahnya. Sungguh saya terharu. Saya yang sudah ketiadaan ibu, layanan seperti ini tentulah amat menyentuh hati. Ya, pertemuan ini memberi kesan emosi yang bukan sedikit kepada saya. Namun, sebagai manusia, saya perlu reda dengan ujian-NYA.